Catatan Untuk Para Pecundang....!!!!
Kita manusia sebagai makhluk sosial, mau tidak mau dalam mencukupi kebutuhan harus
berinteraksi dengan makhluk Tuhan yang lain. Dalam berinteraksi dengan
makhluk Tuhan yang lain khususnya bersosialisasi dengan sesama manusia
sering kita merasa tersakiti. Sebenarnya apakah perasaan tersakiti itu?
Menurut pendapat kami, Tersakiti adalah sesuatu perasaan tidak enak yang
ditimbulkan oleh prasangka kita sendiri dalam menerima ucapan dan atau
tindakan orang lain yang mereka sengaja maupun tidak terhadap kita.
Perasaan
tersakiti ini tidak nyaman dan tidak mengenakkan, lebih parah lagi
untuk beberapa orang yang tidak bisa menyikapi dengan bijak perasaan ini
bisa mengakibatkan efek yang jauh lebih mengerikan dari yang pernah
kita bayangkan, misal depresi, gangguan jiwa mungkin sampai dengan bunuh
diri. Selanjutnya bagaimana seharusnya kita menyikapi sehingga bisa
kita jadikan pendongkrak dari kualitas pribadi kita atau paling tidak
bisa meminimalisir efek negatifnya?
Sesuai
dengan judul tulisan ini bahwa merasa tersakiti adalah suatu pilihan,
loh bagaimana itu bisa menjadi pilihan kita? Masalahnya kita juga tidak
pernah memilih bahkan tidak juga berharap orang lain untuk berkata atau
berbuat sesuatu yang bisa menyakiti kita, dengan demikian bagaimana bisa
bahwa merasa tersakiti adalah pilihan kita?
Merasa
tersakiti merupakan suatu pilihan adalah suatu cara memanagement
perasaan kita sendiri dalam menerima ucapan dan atau tindakan orang lain
terhadap kita. Jadi kita harus bisa memilih apakah kita menerima ucapan
dan atau tindakan tersebut sebagai sesuatu yang bisa menyakiti kita
atau tidak. Bagaimana kita dapat memilih? Perasaan itu kan alamiah? Kami jawab kita dapat memilih, kenapa?
- KARENA PERASAAN KITA ADALAH MILIK KITA DAN SIAPA LAGI YANG BERTANGGUNGJAWAB ATAS PERASAAN KITA SELAIN KITA SENDIRI?
- KITA TIDAK BISA MENGANDALKAN BAHKAN MENGHARAPKAN ATAU MENGGANTUNGKAN KEPADA ORANG LAIN UNTUK SELALU MENJAGA PERASAAN KITA.
Bagaimana
kami bisa mengatakan kita bisa memanagent perasaan kita? Lihat saja di
sekeliling kita, banyak orang dengan kepribadian, sifat dan watak yang
berbeda – beda. Mereka tidak memiliki kepribadian
tersebut dikarenakan dari faktor bawaan lahir semata namun kepribadian
tersebut terbentuk dari pengaruh lingkungan dan kemampuan dan kemauan
meraka untuk memanagement perasaan mereka.
Jadi intinya kita dapat memilih apakah kita harus:
MERASA TERSAKITI
dengan konsekwensi :
Kita
akan terpuruk padahal orang yang menyakiti kita tidak merasa menyakiti
kita ( jika mereka tidak sengaja ) atau bahkan orang tersebut bersorak
sorai ( jika mereka memang bertujuan untuk menyakiti dan melemahkan kita
).
MERASA TIDAK TERSAKITI
Dengan
merasa tidak tersakiti kita akan memiliki perasaan dan fikiran yang
lebih jernih sehingga bisa menganalisa mengapa orang lain berkata dan
atau bertindak demikian. Selanjutnya kita bisa introspeksi dan hikmahnya
kita bisa memperbaiki diri dan kualitas kepribadian kita.
________________________________________________________************************Facebook Jagaedwa Batara
BARANG DAN JASA

Tidak ada komentar:
Posting Komentar